Minggu, 06 Juli 2014

Apa itu Ibadah??



Kata Ibadah (عِبَادَة) adalah berasal dari bahasa arab:- يَعْبُدُ- عَبْدَ عِبَادَةْ yang secara etimologi berarti; tunduk, patuh,  merendahkan diri, dan hina, artinya menurut Yusuf Qarḑawy tunduk, patuh dan merendahkan diri dihadapan yang Maha Kuasa[1]. Dengan demikian pemakaian bahasa arab "عِبَادَة" itu lebih ditunjukan kepada Allah, sementara"عَبْد"  lebih ditujukan kepada selain Allah. Identik dengan pengertian Ibadah tersebut Hasbi As-Shiddiqi mengartikan Ibadah itu dengan: ța’at, menurut, mengikut, tunduk dan juga berarti do’a[2].

Secara terminology para ahli mendefinisikan arti Ibadah ini, dengan melihat dari berbagai disiplin ilmunya masing-masing[3]; Olehkarenanya maka rumusan-rumusan arti ibadah dapat dikemukakan sebagai berikut:
Menurut Ahli Tauhid, dan Hadiś Ibadah adalah:
توْحيدُ الله وتَعْظِيْمُهُ غَايةَ التَّعْظِيْمِ مَعَ التَّدَلُّلِ والخُضُوْعِ لَهُ
Artinya: Meng-Esakan dan mengagungkan Allah dengan sepenuhnya (menta’zimkannya), serta menghinakan diri dan menundukan jiwa kepada-Nya.
Firman Allah dalam Q.S. 4. An-Nisa’: 36
(#rßç6ôã$#ur اللهَ Ÿwur (#qä.ÎŽô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«øx© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ)  4  
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun”.
Nabi Saw bersabda:
الَدُّ عَأُ مُخُّ الْعِبَادَةِ  Artinya: Do’a itu otaknya Ibadah.
Menurut Ikrimah, salah seorang ahli hadiś mengatakan bahwa, Ibadah itu sama artinya dengan Tauhid. Lebih tegas lagi Ikrimah mengatakan, bahwa “segala lafaz Ibadah dalam Al-qur’an diartikan dengan tauhid”
Ulama Akhlak mengartikan Ibadah itu dengan definisi:
اَلْعَمَلُ بِالطًاعَةِ الْبَدَنِيَّةِ وَالْقِيَامُ بِالشّرَائِعِ
Artinya: Mengerjakan segala bentuk ketaatan badaniyah dan menyelenggarakan segala syari’atnya (Hukum).
Menyimak definisi di atas, pengertian ini termasuk yang diwajibkan atas pribadi seseorang, baik yang berhubungan dengan diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat secara keseluruhan (kelompok atau masyarakat sosial); Termasuk juga dalam pengertian Ibadah ini sebagaimana sabda Nabi Saw:
قال النبي صلى الله عليه وسلم نظْرُ الرَّجُلِ إِلى وَالِدَيْهِ حُبًّالَهُمَا عِبَادَةٌ . رواه السيوطي
Artinya: “Memandang ibu Bapak (kedua orangtua) karena cinta kita kepada mereka berdua, adalah Ibadah.”
Hadiś Nabi Saw yang diriwayatkan oleh As-Suyuthi:
قال النبي صلى الله عليه وسلم اَلْعِبَادَةُ عَشْرَةُ أَجْزَاءٍ تِسْعَةٌ مِنْهَا فِى طَلَبِ الْحَلاَلِ . رواه السيو طي
Artinya: Ibadah itu sepuluh bagian, sembilan bagian dari padanya terletak dalam mencari harta yang halal.
Ulama Tasawuf mendefinisikan Ibadah ini dengan membaginya kepada tiga bentuk sebagai berikut:
Pertama; Ibadah kepada Allah karena sangat mengharap pahalanya atau karena takut akan siksanya.
Kedua; Ibadah kepada Allah karena memandang bahwa ibadah itu merupakan perbuatan mulia, dan dilakukan oleh orang yang mulia jiwanya;
Ketiga; Ibadah kepada Allah karena memandang bahwa Allah berhak disembah, tanpa memperhatikan apa yang akan diterima atau yang akan diperoleh.
Menurut Ahli Fiqh (Fuqahȃ’) ibadah adalah:
مَا أدَّيْتُ إِبتغاءً لِوَجْهِ اللهِ وطلَبًا لِثَوَابِهِ فِى الآخِرَةِ
Artinya: Segala bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keriḑaan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat.
Bertolak dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas dapat ditarik rumusan arti ibadah secara umum sebagai berikut:
الْعِبَادَةُ هِيَ اِسْمٌ جَامِعٌ لِمَا يُحِبُّهُ اللهُ ويَرْضَاهُ قَوْلاً كَانَ أَوْ فِعْلاً جَلِيًّا كان أوْخَفِيًّا تَعْظِيْمًا لهُ وطلبًا لِثَوَابِهِ
Artinya: Ibadah itu nama yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diriḑai Allah, baik berupa perkataan dan perbuatan, baik terang-terangan maupun yang tersembunyi, dalam rangka mengagungkan-Nya dan mengharapkan imbalan (pahala) dari-Nya.
Rumusan pengertian Ibadah secara umum tersebut, mencakup segala bentuk hukum, baik yang dapat dipahami maknanya maupun tidak dapat dipahami maknanya seperti țaharah, şalat, baik yang berhubungan dengan badan seperti ruku’, maupun yang berhubungan dengan lidah seperti żikir, bahkan yang berhubungan dengan hati seperti niat.


            [1] Yusuf Al-Qarḑawy, Al-Ibadah fie al-Islam, Muassasah al-Risalah, cet.6, Beirut, 1979, h. 27.
            [2] Hasbi As-Ṣiddiqie, Kuliah Ibadah, cet. V, Bulan Bintang, Jakarta, 1985, h. 01
            [3] Hasbi As-Ṣiddiqie, Kuliah Ibadah, cet. V, Bulan Bintang, Jakarta, 1985, h. 1-6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar